Kita sering mengeluhkan pelayanan PDAM yang lumayan jelek selama ini. Mulai dari pasokannya yang kurang dan air yang masih berbau kaporit. Soal pasokan yang kurang, bisa kita maklumi bersama karena jumlah penduduk yang terus bertambah tidak sebanding dengan total produksi air bersih.
Tapi soal kualitas air PDAM yang masih berbau kaporit, hal ini tidaklah berbahaya selama bau yang muncul tidak terlalu menyengat. Tapi yang biasa digunakan adalah gas klor yang berfungsi sebagai pembunuh kuman-kuman, dengan konsentrasi 0.03 ppm.
Air yang masih berbau kaporit malah bagus karena digunakan sebagai indikator bahwa air yang sampai ke kita sudah bebas bakteri coli-form yang memang banyak terdapat di air. Kualitas air yang bagus memang tidak berasa dan berbau, tetapi pada zaman sekarang memperoleh air yang bersih sulit, apalagi di perkotaan.
Justru kita harus curiga kalau air yang keluar dari keran tidak berbau klorin sama sekali. Untuk menguji kadar klorin dalam air PAM bisa menggunakan penciuman. Klorin yang samar-samar tercium, konsentrasinya sekitar 0.2 ppm sedangkan yang menyengat konsentrasinya sudah diatas 1 ppm.
Lagipula gas klorin yang terdapat dalam air keran akan menguap dalam 4-8 jam tergantung kondisi penyimpanan. Selain itu akan menguap ketika air tersebut dimasak.
Selain itu ada teknologi yang bisa membuat air bersih langsung diminum dari keran seperti di luar negeri atau air dalam kemasan yang ada dipasaran, yaitu dengan mengganti desinfektan klorin dengan ozon ( O3 ). Tapi masalahnya biayanya akan tinggi yang ujung2nya kita harus membayar mahal untuk air yang digunakan.
Anion showerhead dirancang untuk mengatasi masalah ini dengan biaya perkiraan Rp 1.400-1.500 per hari/keluarga.
Tapi soal kualitas air PDAM yang masih berbau kaporit, hal ini tidaklah berbahaya selama bau yang muncul tidak terlalu menyengat. Tapi yang biasa digunakan adalah gas klor yang berfungsi sebagai pembunuh kuman-kuman, dengan konsentrasi 0.03 ppm.
Air yang masih berbau kaporit malah bagus karena digunakan sebagai indikator bahwa air yang sampai ke kita sudah bebas bakteri coli-form yang memang banyak terdapat di air. Kualitas air yang bagus memang tidak berasa dan berbau, tetapi pada zaman sekarang memperoleh air yang bersih sulit, apalagi di perkotaan.
Justru kita harus curiga kalau air yang keluar dari keran tidak berbau klorin sama sekali. Untuk menguji kadar klorin dalam air PAM bisa menggunakan penciuman. Klorin yang samar-samar tercium, konsentrasinya sekitar 0.2 ppm sedangkan yang menyengat konsentrasinya sudah diatas 1 ppm.
Lagipula gas klorin yang terdapat dalam air keran akan menguap dalam 4-8 jam tergantung kondisi penyimpanan. Selain itu akan menguap ketika air tersebut dimasak.
Selain itu ada teknologi yang bisa membuat air bersih langsung diminum dari keran seperti di luar negeri atau air dalam kemasan yang ada dipasaran, yaitu dengan mengganti desinfektan klorin dengan ozon ( O3 ). Tapi masalahnya biayanya akan tinggi yang ujung2nya kita harus membayar mahal untuk air yang digunakan.
Anion showerhead dirancang untuk mengatasi masalah ini dengan biaya perkiraan Rp 1.400-1.500 per hari/keluarga.
Comments
Post a Comment